Posts Subscribe to InFoGauLComments

Online bookmark Bookmark

TOKOH-TOKOH MUSLIM DAN PERANANNYA PADA DINASTI ABBASIYAH

TOKOH-TOKOH MUSLIM DAN PERANANNYA

PADA DINASTI ABBASIYAH

Tokoh-tokoh dan Hasil Karya yang Berperan dalam Bidang Ilmu Pengetahuan

A. Tokoh – tokoh dan Hasil Karya di Bidang Astronomi

1. Al-Biruni

Abu Raihan Al-Biruni (juga, Biruni, Al Biruni) (15 September 97313 Desember 1048) (Persia: ابوریحان بیرونی ; Arab: أبو الريحان البيروني) merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan.

Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan pengkajian bintang dari Abu Nashr Mansur.

Abu Raihan Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al Abbas Ma’mun Khawarazmshah. Abu Raihan Al-Biruni juga mengembara ke India dengan Mahmud dari Ghazni dan menemani beliau dalam ketenteraannya di sana, mempelajari bahasa, falsafah dan agama mereka dan menulis buku mengenainya. Dia juga menguasai beberapa bahasa diantaranya bahasa Yunani, bahasa Suriah, dan bahasa Berber, bahasa Sansekerta.

Karya

Al-Biruni menulis banyak buku dalam bahasa Persia (bahasa ibunya) dan bahasa Arab.

Berikut karya-karya Al-Biruni ialah:

1. Ketika berusia 17 tahun, dia meneliti garis lintang bagi Kath, Khwarazm, dengan menggunakan altitude maksima matahari.

2. Ketika berusia 22, dia menulis beberapa hasil kerja ringkas, termasuk kajian proyeksi peta, “Kartografi“, yang termasuk metodologi untuk membuat proyeksi belahan bumi pada bidang datar.

3. Ketika berusia 27, dia telah menulis buku berjudul “Kronologi” yang merujuk kepada hasil kerja lain yang dihasilkan oleh beliau (sekarang tiada lagi) termasuk sebuah buku tentang astrolab, sebuah buku tentang sistem desimal, 4 buku tentang pengkajian bintang, dan 2 buku tentang sejarah.

4. Beliau membuat penelitian radius Bumi kepada 6.339,6 kilometer (hasil ini diulang di Barat pada abad ke 16).

2. Al Farazi

Nama Lengkapnya adalah Abu Abdallah Muhammad ibn Ibrahim al-Farazi (796-806) adalah seorang filsuf muslim, matematikawan, dan astronom.Beliau lahir di tengah keluarga ilmuwan. Ayah beliau, Ibrahim al Fazari, juga seorang astronomer dan matematikawan. Beberapa sumber mengatakan bahwa dilihat dari nama, beliau berasal dari Arab tapi mempelajari ilmu di Persia dan sumber yang lain mengatakan bahwa beliau adalah seorang Persia. Al Farazi menetap serta berkarya di Baghdad, Irak, ibu kota kekhalifahan Abbasiyah.

Sumbangsih Al Farazi

Al Farazi adalah salah satu astronom paling awal di dunia Islam. Beliau memegang peran penting dalam kemajuan ilmu astronomi di masa Abbasiyah. Al Fazari menerjemahkan beberapa literatur asing ke dalam bahasa Arab dan Persia. Bersama dengan beberapa cendekiawan lain, seperti Naubakht, Masha'Alhah, dan Umar ibnu al-Farrukhan al-Tabari, beliau meletakkan dasar-dasar ilmu pengetahuan di dunia Islam. Dinasti Abbasiyah yang berkuasa saat itu memberikan peluang dan dukungan yang sangat besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan apalagi dalam bidang astronomi. Khalifah al-Mansyur adalah penguasa Abbasiyah pertama yang memberi perhatian serius dalam pengkajian astronomi dan astrologi. Beliau tidak segan untuk mengeluarkan dana besar untuk memulai pengembangan ilmu ini.
Khalifah mengumpulkan dan mendorong cendekiawan muslim untuk menerjemahkan beragam literatur yang berasal dari Yunani, Romawi Kuno, India, hingga Persia. Sang khalifah menunjuk seorang ahli astronomi yang bernama Naubahkh untuk memimpin upaya itu. Khalifah meulis surat pada kaisar Bizantium agar mengirimkan buku-buku ilmiah untuk diterjemahkan, termasuk buku-buku tentang ilmu astronomi. Secara khusus, sang khalifah meminta al Fazari untuk menerjemahkan sebuah buku tentang astronomi dari India yang berjudul Sindhind, tylisan Brahmaghupta. Buku tersebut dibawa oleh seorang pengembara dan ahli astronomi India bernama Mauka ke Baghdad dan segera menarik perhatian kaum cendekia di sana. Al Fazari menunaikan tugas dengan baik. Al Fazari, ungkap Ehsan Masood dalam bukunya "Ilmuwan Muslim Pelopor Hebat di Bidang Sains Modern", saat itu telah menguasai astronomi sehingga di bawah arahan khalifah langsung beliau mampu menerjemahkan dan menyadur teks astronomi India kuno yang sangat teknis tersebut. Kemudia beliau memberi judul Zij al Sinin al Arab (Tabel Astronomi Berdasarkan Penanggalan Bangsa Arab) pada karya terjemahannya tersebut.
Ilmuwan terkemuka bernama Yaqub ibnu Tariq juga turut membantu dalam proyek pengalihan bahasa tersebut. Menurut Ehsan Masood, penerjemahan Sindhind sangat berharga. Bukan hanya karena wawasan astronominya tapi juga sistem penomoran India yang ada di dalamnya. Hasil kerja Al Farazi melalui penerjemahan mengenalkan sistem penomoran tersebut ke dunia Arab.
Tugas yang diawali Al Farazi pada masa selanjutnya disempurnakan oleh al Khawarizmi. Al Farazi menyusun zij atau tabel indeks kalkulasi posisi benda-benda langit. Perhitungan dilakukan dengan mengkombinasikan penanggalan India, Kalpa Aharganas dengan perhitungan tahun Hijriah Arab. Selain itu, karya al Farazi mencantumkan daftar negara-negara di dunia dan dimensinya berdasarkan perhitungan tabel. Pada masa Khalifah Harun Al Rasyid, Al Farazi membuat astrolab planisferis pertama yaitu mesin hitung analog pertama, sebagai alat bantu astronomi menghitung waktu terbit dan tenggelam serta titik kulminasi matahari dan bintang serta benda langit lainnya pada waktu tertentu. Astrolab menjadi instrumen paling penting yang pernah dibuat. Dengan desain akurat, astrolab menjadi instrumen penentu posisi pada abad pertengahan. Astrolab merupakan model alam semesta yang bisa digenggam sekaligus jam matahari untuk mengukur tinggi dan jarak bintang. Chaucer dalam Treatise in the Astrolabe menyatakan bahwa Astrolab kemudian menjadi alat navigasi utama. hanya dalam beberapa bulan setelah ditemukan Astrolab oleh Al Farazi, kemajuan astronomi melejit cepat. Astrolab memainkan peranan penting dalam pencapaian bidang astronomi oleh umat Muslim hingga masa-masa berikutnya. Seorang astronom bernama al Sufi berhasil memanfaatkannya dengan baik.

3. Abu Ja'far Muhammad bin Musa Al-Khwarizmi

Tokoh yang bernama lengkap Abu Ja'far Muhammad bin Musa Al-Khwarizmi (780-846 M) ini merupakan intelektual muslim yang banyak menyumbangkan karyanya di bidang matematika, geografi, musik, dan sejarah.

Dari namanyalah istilah algoritma. Lahir di Khwarizmi, Uzbeikistan, pada tahun 194 H/780 M. Kepandaian dan kecerdasannya mengantarkannya masuk ke lingkungan Dar al-Hukama (Rumah Kebijaksanaan), sebuah lembaga penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan yang didirikan oleh Ma'mun Ar-Rasyid, seorang khalifah Abbasiyah yang terkenal.

Hisab al-Jabr wa al-Muqabla (Pengutuhan Kembali dan Pembandingan) dan Al-Jama' wa at-Tafriq bi Hisab al-Hind (Menambah dan Mengurangi dalam Matematika Hindu) adalah dua di antara karya-karya Al-Khwarizmi dalam bidang matematika yang sangat penting. Kedua karya tersebut banyak menguraikan tentang persamaan linier dan kuadrat; penghitungan integrasi dan persamaan dengan 800 contoh yang berbeda; tanda-tanda negatif yang sebelumnya belum dikenal oleh bangsa Arab. Dalam Al-Jama' wa at-Tafriq, Al-Khwarizmi menjelaskan tentang seluk-beluk kegunaan angka-angka, termasuk angka nol dalam kehidupan sehari-hari. Karya tersebut juga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Al-Khwarizmi juga diyakini sebagai penemu angka nol.
Sumbangan Al-Khwarizmi dalam ilmu ukur sudut juga luar biasa. Tabel ilmu ukur sudutnya yang berhubungan dengan fungsi sinus dan garis singgung tangen telah membantu para ahli Eropa memahami lebih jauh tentang ilmu ini.
Selain matematika, Al-Khwarizmi juga dikenal sebagai astronom. Di bawah Khalifah Ma'mun, sebuah tim astronom yang dipimpinnya berhasil menentukan ukuran dan bentuk bundaran bumi. Penelitian ini dilakukan di Sanjar dan Palmyra. Hasilnya hanya selisih 2,877 kaki dari ukuran garis tengah bumi yang sebenarnya. Sebuah perhitungan luar biasa yang dapat dilakukan pada saat itu. Al-Khwarizmi juga menyusun buku tentang penghitungan waktu berdasarkan bayang-bayang matahari.
Al-Khwarizmi juga seorang ahli geografi. Bukunya, Surat al-Ardl (Bentuk Rupa Bumi), menjadi dasar geografi Arab. Karya tersebut masih tersimpan di Strassberg, Jerman. Selain ahli di bidang matematika, astronomi, dan geografi, Al-Khwarizmi juga seorang ahli seni musik. Dalam salah satu buku matematikanya,
Al-Khwarizmi menuliskan pula teori seni musik. Pengaruh buku ini sampai Eropa dan dianggap sebagai perkenalan musik Arab ke dunia Latin. Dengan meninggalkan karya-karya besarnya sebagai ilmuwan terkemuka dan terbesar pada zamannya, Al-Khwarizmi meninggal pada tahun 262 H/846 M di Bagdad.

B. Tokoh – tokoh dan Hasil Karya di Bidang Kedokteran

1. Ibnu Musawah

Nama lengkapnya adalah Abu Zakariya Yuhana bin Musawah. Ia seorang dokter yang masyhur pada abad ke-9 M/3 H. Kariernya sebagai dokter dimulai sejak masa khalifah Harun ar-Rasyid hingga al-Mutawakkil. Ia pernah menjadi dokter istana dan terkenal sebagai dokter spesialis diet. Diantara karyanya yang terpenting ialah An-Nawadir at-Tibbiyah, sebuah kumpulan aforisme medis, dan Kitab al-Azmina, sebuah deskripsi tentang musim sepanjang tahun. Ia juga banyak berjasa dalam menerjelahkan buku-buku kedokteran Yunani.

2. Jabir bin Hayyan

Jabir bin Hayyan dikenal sebagai seorang ahli kimia dan dokter termasyhur. Di Barat, ia terkenal dengan nama Geber. Ia lahir di Tus pada tahun 721 M dan meninggal pada tahun 815 M di Kufah. Ia dekat dengan keluarga khalifah Dinasti Abbasiyah di Baghdad karena hubungan baiknya dengan keluarga Barmak. Seiring dengan tersingkirnya keluarga Barmak pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid, ia ikut menyingkir ke Kufah hingga wafat. Selain ilmu kimia, Jabir bin Hayyan juga menulis tentang logika, matematika, kedokteran, dan fisika. Karya tulisnya berjumlah hamper 80 buah dan banyak diterjemahkan ke dalam bahasa latin. Diantara karya tulisnya adalah at-Tajmi’ dan az-Zi’biq asy-Syargiy

3. Ar-Razi

Ar-Razi adalah seorang dokter dan filsuf besar pada zamannya. Nama lengkapnya Abu bakar Muhammad bin Zakaria ar Razi. Ia berasal dari Persia. Ia lahir di Ray pada tahun 865 M dan wafat pada tahun 932 M di kota yang sama. Setelah mempelajari matematika, astronomi, logika, sastra, dan kimia, ia memusatkan perhatiannya pada kedokteran, dan filsafat.

Kesungguhan ar-Razi untuk belajar, meneliti, dan menulis sangat luar biasa. Ia pernah menulis dalam setahun lebih dari 20.000 lembar kertas. Karya ar-Razi mencapai 232 buku atau risalah dan kebanyakan dalam bidang kedokteran.

Karya tulisnya yang terbesar adalah al-Hawi, sebuah Ensiklopedi Kedokteran yang berjumlah 20 jilid. Buku ini mengandung ilmu kedokteran Yunani, Arab, dan Suriah yang ditulis dari hasil penelitian ar-Razi sendiri. Buku tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa latin pada tahun 1279 M. Sejak itu, buku tersebut dipakai sebagai rujukan di universitas –universitas Eropa hingga abad ke-17 M. Bukunya yang lain adalah Fi al-Judari wa al-Hasbat. Buku ini membahas penyakit campak dan cacar yang diterjemahkan ke dalam bahasa latin. Pada tahun 1866 M, buku itu dicetak untuk yang ke-40 kalinya.

C. Tokoh-tokoh dan Hasil Karya di Bidang Filsafat

1. Al – Kindi

Al Kindi adalah filsuf besar pertama Islam. Ia lahir pada tahun 801 M (pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid) dan meninggal pada tahun 869 M. Pada masa pemerintahan khalifah-khalifah besar Dinasti Abbasiyah, yaitu al-Amin, al-Ma’mun, al-Mu’tasim, al-Wasiq, dan al-Mutawakkil, ia diangkat sebagai guru dan tabib kerajaan.

Al-Kindi lahir di Kufah dan nama lengkapnya adalah Abu Yusuf Ya’qub bin Ishak bin Sabah bin Imran bin Ismail bin Muhammad bin al-Asy’as bin Qais al-Kindi. Nama al-Kindi berasal dari nama salah satu suku Arab yang besar sebelum Islam, yaitu suku Kindah.

Al-Kindi dikenal sebagai filsuf muslim yang pertama karena ia adalah orang Islam pertama yang mendalami ilmu-ilmu filsafat. Hingga abad ke-7 M, pengetahuan filsafat masih didominasi orang-orang Kristen Suriah. Selain menerjemahkan, al-Kindi juga menyimpulkan karya-karya filsafat Helenisme. Ia juga dikenal sebagai pemikir muslim pertama yang menyelaraskan filsafat dan agama. Al-Kindi memandang filsafat sebagai ilmu yang mulia. Ia melukiskan filsafat sebagai ilmu dari segala ilmu dan kearifan dari segala kearifan. Filsafat bertujuan untuk memperkuat kedudukan agama dan merupakan bagian dari kebudayaan Islam

Karya Al Kindi

Karya-karya al-Kindi berjumlah kurang lebih 270 buah. Karya tersebut kebanyakan berupa risalah-risalah pendek dan banyak yang sudah tidak ditemukan lagi. Karya –karya itu dapat dikelompokkan dalam bidang filsafat, logika, ilmu hitung, musik, astronomi, geometri, medis, astrologi, psikologi, politik, dan meteorologi. Salah satu karya Al Kindi di bidang filsafat adalah Risalah fi Madkhal al Mantiq bi Istifa al Qawl fih yang berisi tentang sebuah pengatar logika. Dari karya-karyanya itu dapat diketahui bahwa al-Kindi adalah orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam.

2. Al-farabi

Al-Farabi lahir di Farab pada tahun 870 M dan wafat di Aleppo (Suriah) pada tahun 950 M. Nama lengkapnya adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Uzlag al-Farabi. Ia selalu berpindah tempat dari waktu ke waktu. Ia dikenal rajin belajar serta memiliki otak yang cerdas. Al-Farabi banyak belajar agama, bahasa Arab, bahasa Turki, dan bahasa Persi. Setelah dewasa, ia pindah ke Baghdad dan tinggal di sana selama 20 tahun serta mempelajari filsafat, logika, matematika, etika, ilmu politik, dan musik. Al-Farabi mengarang beberapa buku dalam berbagai bidang diantaranya logika, fisika, ilmu jiwa, kimia, ilmu politik, dan musik.

Dua karya yang termasyur adalah al-Jam’u Baina Ra’yi al-Hakimaini (mempertemukan dua pendapat filsuf, Plato dan Aristoteles) dan Uyun al-Masail (pokok-pokok Persoalan).

Pendapat Al Farabi Tentang Negara

Ada Lima bentuk Negara , yaitu; negara utama, negara orang-orang bodoh, negara orang-orang fasik, negara yang berubah-ubah, dan negara sesat.

Negara utama (al-Madinah al Fadlilah)

Negara utama adalah negara yang penduduknya berada dalam kebahagiaan. Bentuk negara ini dipimpin oleh para nabi dan dilanjutkan oleh filsuf.

Negara orang-orang bodoh adalah negara yang penduduknya tidak mengenal kebahagiaan.

Negara orang-orang fasik (al-Madinah al-Fasiqah)

Negara orang-orang fasik adalah negara yang penduduknya mengenal kebahagiaan, tetapi tingkah laku mereka sama dengan penduduk negara orang-orang bodoh.

1. Negara yang berubah-ubah (al-Madinah al-Mutabaddilah)

Penduduk negara ini awalnya mempunyai pikirkan dan pendapat seperti yang dimiliki penduduk negara utama, tetapi mengalami kerusakan.

2. Negara sesat (al-Madinah ad-Dallah)

Negara sesat adalah negara yang pemimpinnya menganggap dirinya mendapat wahyu. Ia kemudian menipu orang banyak dengan ucapan dan perbuatannya

3. Ibnu Sina

Ibnu Sina memiliki nama asli Abu al-Husain bin Abdullah. Ia dilahirkan di Afsyanah, Bukhara pada tahun 890 M dan meninggal di Hamdan pada tahun 1037 M. Ia merupakan seorang dokter dan filsuf Islam yang ternama. Di Barat ia dikenal dengan nama Avicenna. Sejak kecil, Ibnu Sina mempelajari Al-Qur’an dan ilmu-ilmu agama. Setelah itu, ia mempelajari matematika, logika, fisika, geometri, astronomi, metafisika, dan kedokteran.

Karya Ibnu Sina

Ibnu Sina meninggalkan tidak kurang dari 200 karya tulis. Kebanyakan tulisan itu menggunakan bahasa Arab, sedangkan sebagian lain menggunakan bahasa Persia. Buku-bukunya yang terkenal, antara lain seperti berikut :

Asy-Syifa’ (Penyembuhan). Sebuah buku yang menjadi literature penting dalam dunia kedokteran di Eropa.

Al-Qanun fit-Tibb (Peraturan-peraturan dalam Kedokteran)

Al-Isyarat wa at-Tanbihat (Isyarat dalam Penjelasan)

Mantiq al-Masyriqiyyin (Logika Timur).

‘Uyun al Hikmah ( Mata air Hikmah ).

4. Ibnu Maskawaih

Ibnu Maskawaih lahir pada tahun 941 M dan meninggal pada tahun 1030 M. Nama lengkapnya adalah Abu Ali Ahmad bin Muhammad bin Ya’kub bin Maskawaih terkenal sebagai ahli sejarah dan filsafat. Selain itu, ia juga seorang moralis, penyair, serta ahli ilmu kimia.

Ibnu Maskawaih mempunyai hubungan yang baik dengan para penguasa pada zamannya. Ia pernah mengabdi kepada Abu Fadl al-Amid sebagai pustakawan. Setelah itu, ia mengabdi kepada putranya, Abu al-Fath Ali bin Muhammad. Kedua orang tersebut menjadi menteri pada masa Dinasti Buwaihiyah. Ia juga pernah mengabdi kepada Adud Daulah, seorang penguasa Dinasti Buwaihiyah. Ibnu Maskawaih merupakan seorang pemikir muslim yang produktif

Karya Ibnu Miskawaih

Beberapa karya tulisnya yang sampai kini masih ada, antara lain sebagai berikut :

Al-Fauz al-Akbar (Kemenangan Besar)

Al-Fauz al-Asgar (Kemenangan Kecil)

Tajarib al-Umam (Pengalaman Bangsa-bangsa)

Uns al-Farid (Kesenangan yang tiada tara)

Tartib as-Sa’adah (Akhlaq dan politik)

As-Siyas (Aturan hidup)

Jawidan Khirad (Ungkapan Bijak)

Tahzib al-Akhlaq (Pembinaan Akhlaq)

Pemikiran filosofis Ibnu Maskawaih yang ditunjukkan pada etika dan moral dimuat dalam tiga bukunyaq, yaitu Tartib as-Sa’adah, Tahzib al-Akhlaq, dan Jawidan Khirad

5. Al-Gazali

Al-Gazali lahir di kota Gazalah, sebuah kota kecil di dekat Tus, Khurasan. Nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad at-Tusi al-Gazali. Ia lahir pada tahun 1058 M dan meninggal pada tahun 1111 M. Al-Gazali adalah seorang pemikir, teolog, filsuf, dan sufi termasyhur sepanjang sejarah Islam.

Ia lahir dari keluarga sederhana yang taat beragama. Pendidikannya dimulai dengan belajar Al-Qur’an dari ayahnya sendiri. Sepeninggal ayahnya, ia dan saudaranya dititipkan pada Ahmad bin Muhammad ar-Razikani, seorang temah ayahnya dan sufi besar. Dari ar-Razikani, al-Gazali mempelajari ilmu fiqih, riwayat hidup, dan kehidupan spiritual para wali. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Jurjan dan berguru pada Imam Abu Nasr al-Isma’il. Beberapa tahun kemudian, ia pergi ke Nisabur dan memasuki Madrasah Nizamiyah, yaitu madrasah yang didirikan oleh Nizamuk Mulk, perdana menteri dari Dinasti Saljuk. Di sana, al-Gazali berguru kepada Imam Haramah al-Juwaini tentang ilmu usul fiqih, ilmu mantiq, dan ilmu kalam. Karena bakatnya, al-Gazali diangkat sebagai asisten yang menggantikan al-Juwaini mengajar jika ia berhalangan hadir.

Karya Al Ghazali

Di Nisabur ini, bakat menulis al-Gazali berkembang. Ia menulis hampir 100 buku tentang teologi, fiqih, tasawwuf, akhlak, dan autobiografi dalam bahasa Arab dan Persia. Karena keahliannya di berbagai bidang ilmu, baik filsafat, ilmu kalam, fiqh dan tasawuf maka Ia mendapat gelar Hujjatul Islam.

Diantara bukunya yang terkenal adalah sebagai berikut :

Maqasid al-falasiyah (Tujuan dari Filsuf)

Tahafut al-Falasiyah (Kekacauan para Filsuf)

Ihya’Ulumudin (Menghidupkan ilmu-ilmu Agama). Berisi tentang perpaduan antara fiqh dan tasawuf dan merupakan buku yang terkenal dalam ilmu tasawuf dan ilmu kalam.

Al-Munqiz min ad-Dalal (Penyelamat dari Kesesatan)

6. Ibnu Rusyd

Ia seorang filsuf ulung yang juga ahli ilmu Al-Qur’an dan ilmu-ilmu yang lain, seperti biologi, kedokteran, dan astronomi. Ibnu Rusyd lahir di Cordova, Spanyol pada tahun 1126 M dan meninggal di Maroko pada tahun 1198 M. Di Barat/Eropa dia dikenal dengan nama Averroes. Ulasan-ulasannya terhadap filsafat Aristoteles berpengaruh besar pada kalangan ilmuwan di Eropa sehingga muncul di sana suatu aliran filsafat yang dinisbahkan pada namanya, yaitu Averroisme. Salah satu dampak pemikiran Ibnu Rusyd di Eropa adalah terjadinya kebebasan berpikir di sana.

Karya Ibnu Rusyd

Diantara karyanya ialah Fasl al-Maqal fi ma baina asy-Syari’ah wal Hikmah minal Ittisal (Pembeda yang jelas hubungan antara Syariat dan Filsafat). Al-Kasyf’an Manahij al-Adillah fi Aqaid al-Millah (Menyingkap Metodologi Dalil dalam Akidah Agama), dan Tahafut at-Tahafut (Kerancauan Berpikir dalam buku kerancauan filsafat). Buku terakhir ini ditujukan untuk membantah pendapat-pendapat al-Gazali dalam buku Tahafut al-Falasifah (Kerancauan Filsafat). Selain seorang filsuf, Ibnu Rusyd juga seorang dokter dan ahli hukum Islam (fiqih). Kitab fiqihnya yang terkenal adalah Bidayatul Mujtahid (Permulaan bagi Mujtahid).

0 komentar:

Posting Komentar

 

Follows

Blogroll

Traffic Info

http://media3.picsearch.com/is?Nq4i6t079jKd2AlteXvS9Fu5CV8Oc_ehPP3H10AfCAw Update status Facebook via manggala download publisher click DISINI